Teori Mekkah

Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa Islam datang dari tanah kelahirannya sendiri, yaitu Arab atau Mesir. Menurut Beliau, proses ini berlangsung pada abad ke-7 M (abad-abad pertama Hijriah). Anthony H. Johns juga sependapat dengan Buya Hamka, menurutnya proses Islamisasi dilakukan oleh para musafir atau kaum pengembara yang datang ke Kepulauan Indonesia. Kaum pengembara ini biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya dengan motivasi untuk menyebarkan Agama Islam. Salah satu dasar teorinya adalah adanya perkampungan di Sumatera bagian barat, pada saat itu di Timur Tengah Khalifah Umar bin Khatab menginginkan Agama Islam menyebar. Kemudian Beliau mengirim delegasi ke China, nah delegasi itu singgah terlebih dahulu di Indonesia (mereka lewat jalur laut), lalu mereka mendirikan perkampungan Islam di Sumatera bagian barat. Tokoh-tokoh lain juga sependapat dengan A.H Johns dan Buya Hamka, berikut saya rangkum.

  • Pendukung Teori Mekkah : Buya Hamka, Anthony H. Johns, T.W Arnold, Van Leur
  • Bunyi Teori Mekkah         : “Proses masuknya Islam ke Indonesia terjadi pada abad ke-7 (647M), dan langsung dibawa oleh para musafir Arab yang memiliki semangat untuk menyebarkan Agama Islam”.
  • Dasar Teori Mekkah         :
    1. Pada abad ke-7 di pantai timur Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Dinasti Umayah).
    2. Kerajaan Samudra Pasai menganut mahzab Syafi’i, dimana pengaruh mahzab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mekkah dan Mesir.
    3. Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al Malik, yaitu gelar yang umumnya berasal dari Mesir.
  • Kelemahan Teori              : Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan Bangsa Arab dalam penyebaran Agama Islam di Indonesia.

Sumber: Teori masuknya agama islam: (buku paket sejarah kelas x)

Teori Persia

Kalian tahu Persia? Ya, Persia juga disebut Iran. Hoesein Djajadiningrat mengatakan bahwa Agama Islam datang ke Indonesia dibawa oleh kaum Syi’ah yang berasal dari Persia (Iran). Yang dimaksud kaum Syi’ah adalah sekumpulan orang yang menganut aliran Syi’ah. Aliran Syi’ah itu salah satu aliran yang belum tentu kebenarannya dalam Islam. Aliran Syi’ah sendiri juga ada bermacam-macam diantaranya aliran yang ajarannya ada yang menyimpang dari ajaran Nabi Muhammad SAW, atau Ahli Bid’ah. Kembali lagi ke Teori Persia, saat Dinasti Abasya, kamu Syiah kemudian melarikan diri ke Indonesia dan mengajarkan Islam. Buktinya, peringatan 10 Muharam (sucinya orang syiah), bubur syura (Jawa), Tabut (Sumatera Barat). Lanjut ke rangkuman berikut :

Husein Djajadiningrat
  • Pendukung Teori Persia : Umar Amir Husen, Hoesein Djajadiningrat
  • Bunyi Teori Persia         : “Agama Islam masuk ke Indonesia dengan dibawa oleh kaum Syi’ah yang berasal dari Persia (Iran)”.
  •  Dasar Teori Persia         : 
    1. Adanya kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Indonesia (peringatan 10 Muharam/Asyura, Tabut, pembuatan bubur Syura).
    2. Kesamaan ajaran sufi yang dianut Syaikh Siti Jenar dengan sufi dari Iran yaitu Al Hallaj.
    3. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi.
    4. Adanya kesamaan seni kaligrafi pahat pada batu-batu nisan.
  • Kekurangan Teori          : Bila berpedoman bahwa Islam masuk pada abad ke-7, hal ini berarti terjadi pada masa kekuasaan Khalifah Umayyah. Sedangkan saat itu kepemimpinan Islam si bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan berada di Mekkah, Madinah, Damaskus, dan Baghdad. Jadi, belum memungkinkan bagi Persia untuk menduduki kepemimpinan dunia Islam saat itu.

Sumber: Teori masuknya agama islam: (buku paket sejarah kelas x)

Teori Gujarat

Sarjana-sarjana Barat kebanyakan dari Negeri Belanda mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M atau abad ke-7 M. Pendapat ini mengasumsikan bahwa Gujarat terletak di India bagian barat, berdekatan dengan Laut Arab. Letaknya sangat strategis berada di jalur perdagangan antara timur dan barat. Pedagang Arab yang bermahzab Syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal tahun Hijriyah (Abad ke-7 M). Menurut J. Pijnapel sendiri, orang yang menyebarkan Agama Islam ke Indonesia bukanlah dari Arab atau Mekkah, melaikan dari Gujarat yang telah masuk Islam dan berdagang ke daerah timur. Hal itu menyangkal teori Mekkah. Argumentasi Pijnapel didukung oleh C. Snouck Hurgronye dan J.P Moquetta. Argumentasinya didasarkan padabatu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 17 Dzulhijjah 831  H atau 1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu nisan di Pasai dan makam Maulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan yang terdapat di Gujarat. Moquetta menyimpulkan bahwa batu nisan itu kemungkinan diimpor dari Gujarat, atau dibuat oleh orang Gujarat. Berikut saya rangkum :

Snouck Hurgronje
  • Pendukung Teori Gujarat : J. Pijnapel, Snouck Hurgronje, Bernard H.M Vlekke, J.P Moquetta, W.F Stutterheim
  • Bunyi Teori Gujarat         : “Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 dan pembawanya adalah pada pedagang dari Cambay, India.”
  • Dasar Teori Gujarat          : 
    1. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama terjalin melalui jalur Indonesia – Cambay – Timur Tengah – Eropa.
    2. Adanya batu nisan sultan Samodra Pasai yaitu Sultan Malik Al Saleh tahun 1297 M dan makam Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan yang terdapat di Cambay, India.
    3. Catatan Marco Polo bahwa di Perlak sudah banyak yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam India yang menyebarkan Agama Islam.
  • Kekurangan Teori            : 
    1. Tidak dijelaskan antara masuk dan berkembangnya Islam.
    2. Kerajaan Samodra Pasai menganut mahzab Syafi’i, sedangkan Gujarat adalah penganut mahzab Hanafi.
    3. Ketika islamisasi Samodra Pasai, Gujarat masih merupakan sebuah Kerajaan Hindu, baru satu tahun kemudian Gujarat ditaklukan oleh kekuasaan Muslim. 

Sumber: Teori masuknya agama islam: (buku paket sejarah kelas x)

Teori Cina

Yang saya ketahui, Teori China ini merupakan teori yang tergolong baru. Sebelumnya, hanya terdapat Teori Mekkah, Teori Gujarat, Teori Persia yang biasa disampaikan kepada siswa mengenai teori masuknya Agama Islam di Indonesia. Ibu Guru sejarah saya menyampaikan karena Teori China tergolong baru, maka sulit untuk mencari informasi mengenai Teori China. Seperti mencari kekurangan atau kelemahan teorinya belum Beliau temukan infonya. Langsung ke rangkuman berikut:

Sumanto Al Qurtuby
  • Pendukung Teori China : Slamet Mulyana, Sumanto Al Qurtuby
  • Bunyi Teori China         : “Agama Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh perantau China”.
  • Dasar Teori China          : 
    1. Sekitar tahun 879, terjadi perpindahan orang-orang Islam dari Canton ke Asia Tenggara (Kedah ke Palembang).
    2. Raja pertama di Jawa (Raden Patah dari Bintaro Demak) merupakan keturunan China. Ibunya disebutkan berasal dari China.
    3. Berdasarkan Hikayat Hasanudin dan Sejarah Banten, nama dan gelar raja-raja Demak ditulis dengan menggunakan istilah China.
    4. Adanya masjid-masjid tua berarsitektur China di Pulau Jawa.
    5. Menurut catatan China, pelabuhan-pelabuhan diduduki pertama-tama oleh pedagang China.
  • Kekurangan Teori          : –


Sumber: Teori masuknya agama islam: (buku paket sejarah kelas x)

Sejarah Kerajaan Ternate dan Tidore

Image result for kerajaan ternate dan tidore

Masuknya Islam ke Maluku erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan. Pada abad ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan Islam ke sana. Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku Empat Raja) yaitu Kesultanan Ternate yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-1500), Kesultanan Tidore yang dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh Sultan Sarajati, dan Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko. Pada masa kesultanan itu berkuasa, masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu, Haruku, Makyan, dan Halmahera.

Sejarah Kerajaan Ternate dan Tidore

Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang menonjol dalam menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai Maluku. Dalam perkembangan selanjutnya, kedua kerajaan ini bersaing memperebutkan hegemoni politik di kawasan Maluku. Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan daerah penghasil rempah-rempah, seperti pala dan cengkeh, sehingga daerah ini menjadi pusat perdagangan rempah-rempah.
Wilayah Maluku bagian timur dan pantai-pantai Irian (Papua), dikuasai oleh Kesultanan Tidore,sedangkan sebagian besar wilayah Maluku, Gorontalo, dan Banggai di Sulawesi, dan sampai ke Flores dan Mindanao, dikuasai oleh Kesultanan Ternate. Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Baabullah, sedangkan Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Nuku. Persaingan di antara kerajaan Ternate dan Tidore adalah dalam perdagangan. Dari persaingan ini menimbulkan dua persekutuan dagang, masing-masing menjadi pemimpin dalam persekutuan tersebut, yaitu:


a. Uli-Lima (persekutuan lima bersaudara) dipimpin oleh Ternate meliputi Bacan, Seram, Obi, dan Ambon. Pada masa Sultan Baabulah, Kerajaan Ternate mencapai aman keemasan dan disebutkan daerah kekuasaannya meluas ke Filipina.
b. Uli-Siwa (persekutuan sembilan bersaudara) dipimpin oleh Tidore meliputi Halmahera, Jailalo sampai ke Papua. Kerajaan Tidore mencapai aman keemasan di bawah pemerintahan Sultan Nuku.

Kerajaan-kerajaan Islam lainnya yang berkembang adalah Kesultanan Palembang yang didirikan oleh Ki Gedeng Suro, Kerajaan Bima di daerah bagian timur Sumbawa, dengan rajanya La Ka’i, Siak Sri Indrapura yang didirikan oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, dan masih banyak lagi Kerajaan Islam kecil lainnya di Indonesia.

LETAK KERAJAAN
Secara geografis kerajaan ternate dan tidore terletak di Kepulauan Maluku, antara sulawesi dan irian jaya letak terletak tersebut sangat strategis dan penting dalam dunia perdagangan masa itu. Pada masa itu, kepulauan maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar sehingga di juluki sebagai “The Spicy Island”. Rempah-rempah menjadi komoditas utama dalam dunia perdagangan pada saat itu, sehingga setiap pedagang maupun bangsa-bangsa yang datang dan bertujuan ke sana, melewati rute perdagangan tersebut agama islam meluas ke maluku, seperti Ambon, ternate, dan tidore. Keadaan seperti ini, telah mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

A. KEHIDUPAN POLITIK
Di kepulauan maluku terdapat kerajaan kecil, diantaranya kerajaan ternate sebagai pemimpin Uli Lima yaitu persekutuan lima bersaudara. Uli Siwa yang berarti persekutuan sembilan bersaudara. Ketika bangsa portugis masuk, portugis langsung memihak dan membantu ternate, hal ini dikarenakan portugis mengira ternate lebih kuat. Begitu pula bangsa spanyol memihak tidore akhirnya terjadilah peperangan antara dua bangsa kulit, untuk menyelesaikan, Paus turun tangan dan menciptakan perjanjian saragosa. Dalam perjanjian tersebut bangsa spanyol harus meninggalkan maluku dan pindah ke Filipina, sedangkan Portugis tetap berada di maluku.

Sultan Hairun
Untuk dapat memperkuat kedudukannya, portugis mendirikan sebuah benteng yang di beri nama Benteng Santo Paulo. Namun tindakan portugis semakin lama di benci oleh rakyat dan para penjabat kerajaan ternate. Oleh karena itu sultan hairun secara terang-terangan menentang politik monopoli dari bangsa portugis.

Sultan Baabullah
Sultan baabullah (Putra Sultan Hairun) bangkit menentang portugis. Tahun 1575 M Portugis dapat dikalahkan dan meninggalkan benteng.

B. KEHIDUPAN EKONOMI
Tanah di Kepulauan maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang banyak memberikan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak menghasilkan pala. Pada abad ke 12 M permintaan rempah-rempah meningkat, sehingga cengkeh merupakan komoditi yang penting. Pesatnya perkembangan perdagangan keluar dari maluku mengakibatkan terbentuknya persekutuan. Selain itu mata pencaharian perikanan turut mendukung perekonomian masyarakat.

C. KEHIDUPAN SOSIAL
Kedatangan bangsa portugis di kepulauan Maluku bertujuan untuk menjalin perdagangan dan mendapatkan rempah-rempah. Bangsa Portugis juga ingin mengembangkan agama katholik. Dalam 1534 M, agama Katholik telah mempunyai pijakan yang kuat di Halmahera, Ternate, dan Ambon, berkat kegiatan Fransiskus Xaverius.
Seperti sudah diketahui, bahwa sebagian dari daerah maluku terutama Ternate sebagai pusatnya, sudah masuk agama islam. Oleh karena itu, tidak jarang perbedaan agama ini dimanfaatkan oleh orang-orang Portugis untuk memancing pertentangan antara para pemeluk agama itu. Dan bila pertentangan sudah terjadi maka pertentangan akan diperuncing lagi dengan campur tangannya orang-orang Portugis dalam bidang pemerintahan, sehingga seakan-akan merekalah yang berkuasa.
Setelah masuknya kompeni Belanda di Maluku, semua orang yang sudah memeluk agama Katholik harus berganti agama menjadi Protestan. Hal ini menimbulkan masalah-masalah sosial yang sangat besar dalam kehidupan rakyat dan semakin tertekannya kehidupan rakyat.
Keadaan ini menimbulkan amarah yang luar biasa dari rakyat Maluku kepada kompeni Belanda. Di Bawah pimpinan Sultan Ternate, perang umum berkobar, namun perlawanan tersebut dapat dipadamkan oleh kompeni Belanda. Kehidupan rakyat Maluku pada zaman kompeni Belanda sangat memprihatinkan sehingga muncul gerakan menentang Kompeni Belanda.

D. KEHIDUPAN BUDAYA
Rakyat Maluku, yang didominasi oleh aktivitas perekonomian tampaknya tidak begitu banyak mempunyai kesempatan untuk menghasilkan karya-karya dalam bentuk kebudayaan. Jenis-jenis kebudayaan rakyat Maluku tidak begitu banyak kita ketahui sejak dari zaman berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam seperti Ternate dan Tidore.

Sumber: Sejarah Kerajaan islam (buku paket sejarah kelas x)

Biografi Sunan Gunung Jati

Image result for sunan gunung jati

Sunan Gunung Jati adalah seorang ulama yang menjadi salah satu anggota dari dewan da’wah atau dewan mubaligh Walisongo. Beliau berperan sebagai salah satu penyebar agama Islam di Jawa Barat, utamanya di wilayah Cirebon. Nama asli Sunan Gunung Jati sendiri andalah Syarif Hidayatullah.

     Raden Syarif Hidayatullah lahir pada 1448 Masehi dengan ayah bernama Syarif Abdullah Udatuddih bin Ali Nurul Alim (Salah satu penguasa dari Mesir) dengan Nyai Rara Santang, putri dari Kerajaan Padjajaran dengan ayah Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi. Saat Nyai Rara Santang masuk islam, beliau merubah nama menjadi Syarifah Mudaim.

     Raden Syarif Hidayatullah menginjakkan kaki di tanah jawa, tepatnya Cirebon pada tahun 1470 Masehi. Dan karena dukungan dari Kesultanan Demak dan Raden Walangsungsang atau raja Cirebon pertama selaku paman Raden Syaruf Hidayatullah, beliau kemudian diangkat sebagai Raja Cirebon kedua setelah pamannya tersebut pada tahun 1479 Masehi dengan gelar Maulana Jati.

     Di usia Raden Syarif Hidayatullah yang masih muda, ia di tinggal mati oleh ayahnya, dan membuatnya hanya diasuh oleh ibunya sendiri. Beliau memiliki minat tinggi terhadap ilmu agama dalam usia muda. Dia mulai berguru pada beberapa syekh di wilayah Timur Tengah, dan pada tahun 1470 beliau bersama ibunya berangkat menuju pulau Jawa untuk mengamalkan ilmunya.

     Beliau pernah membuka pusat pengobatan sambil berdakwah agama Islam di Cina.

Setiap orang yang sakit dan berobat pada beliau pasti di suruh melaksanakan shalat, dan setelah shalat mereka sembuh. Beliau pun dianggap sebagai tabib sakti yang berkepandaian tinggi. Ada beberapa ajaran utama yang menjadi dasar ilmu agama dan ilmu kehidupan dari Sunan Gunung Jati yang masih dapat kita amalkan, diantaranya adalah, nilai-nilai tentang ketakwaan dan keyakinan, nilai-nilai tentang kedisiplinan, nilai-nilai kearifan dan kebijaksanaan, nilai-nilai kesopanan dan tatakrama, nilai-nilai kehidupan sosial.

     Sebagai seseorang yang memiliki orang tua berasal dari pulau Jawa, Syarif Hidayatullah merasa ingin menyebarkan ajaran agama Islam di negara ibunya. Namun Syarif Hidayatullah juga harus menerima kenyataan bahwa kakeknya sendiri yang merupakan salah satu penguasa di tanah Jawa belum memeluk agama Islam, dan ajaran Islam belum banyak diterima oleh masyarakat Jawa. Kebanyakan dari masyarakat yang belum bisa menerima ajaran Islam adalah masyarakat pedalaman yang masih memegang teguh ajaran Hindu dan Budha. Untuk itu, sebagai langkah awal untuk menyebarkan agama Islam di tanah jawa, Syarif Hidayatullah meminta izin kepada kakeknya Prabu Siliwangi, selaku salah satu penguasa di tanah jawa dan agar beliau membantunya.

     Sunan Gunung Jati pun mendapatkan pesan dari Prabu Siliwangi yang berisi, bahwa Sunan Gunung Jati boleh menyebarkan agama Islam di tanah jawa asalkan dilakukan dengan cara yang halus dan tidak dengan kekerasan. Beliau tak ingin adanya pertumpahan darah hanya karena perbedaan bahasa, cara beribadah dan tentunya perbedaan sesembahan. Perkembangan islam semakin pesat dikala Sunan Gunung Jati diamanahi sebagai pimpinan si pesantren Amparanjati menggantikan Syekh Nurjati. Sunan Gunung Jati juga menjalin hubungan baik dengan Kesultanan Demak untuk memperlancar dan memperluas ajaran Islam dan melawan kolonialisme.

     Sebagai seseorang yang cukup disegani sebagai salah satu ulama dan pejuang pada masanya, Sunan Gunung Jati kemudian oleh umat muslim yang berada di wilayah Jawa Barat memanggil beliau dengan nama lengkap Syekh Maulana Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Rahimahullah sebagai satu tanda penghormatan atas jasa-jasa yang telah beliau berikan.

     Syekh Maulana Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati meninggal pada tanggal 26 Rayagung tahun 891 Hijriyah atau pada tahun 1568 Masehi pada usia 120 tahun. bila dilihat berdasarkan penanggalan jawa, maka Sunan Gunung Jati meninggal pada 11 Krisnapaksa bulan Badramasa tahun 1491 Saka. Beliau meninggal pada usia yang cukup tua sehingga anak cucunya meninggal sebelum beliau.

     Posisi beliau di kesultanan Cirebon pun digantikan oleh cicitnya, dikarenakan anak cucunya meninggal terlebih dahulu sebelum Sunan Gunung Jati meninggal. Sunan Gunung Jati pun dimakamkan di sebuah bukit bernama Bukit Gunung Jati. Saat ini makam tersebut telah dipugar dan dijadikan tempat ziarah yang cukup terkenal sebagai salah satu makam seorang walisongo.

Sumber: Biografi tokoh penyebar islam (buku paket sejarah kelas x, buku WALISONGO)

Penyebaran Melalui Dakwah

Masyarakat Indonesia sendiri memilki para pendakwah yang menyebarkan Islam di lingkungannya, seperti Dato Bandang menyebarkan agama Islam di daerah Gowa, Sulawesi Selatan Tua Tanggang Parang menyebarkan Islam di daerah Kutai, Kalimantan Timur Penghulu dari Demak menyebarkan agama Islam di kalangan para bangsawan Banjar, Kalimantan Selatan; Para Wali menyebarkan agama Islam di Jawa dan ada 9 wali yang terkenal, mereka memegang beberapa peran di kalangan masyarakat sebagai penyebar agama Islam, pendukung kerajaan-kerajaan Islam, penasihat raja-raja Islam dan pengembang kebudayaan daerah yang telah disesuaikan dengan budaya Islam. Atas perannya para wali sangat terkenal di kalangan masyarakat.

Sumber: Cara penyebaran Islam di indonesia (buku paket sejarah kelas x,Redaksi, “Tasawuf, Mutiara Yang Mulai di Ingat Lagi,” Ulumul Qur’an 1, 1989.)

Penyebaran Melalui Tasawuf

Pertama adalah pendidikan. Para sufi menyebarkan ajaran islam dan mengajarkan masyarakat tentang aturan aturan dan syariat islam. Salah satunya adalah dalam bentuk pondok pondok pesantren. Para sufi mengajarkan ilmu islam pada masyarakat setempat. Melalui pesantren ini, banyak dihasilkan santri santri yang kemudian juga menyebarkan agama islam.

Yang kedua adalah melalui seni. Sebagian dari para sufi juga ahli di bidang seni. Meraka menciptakan seni seni yang bernuansakan islami untuk menarik perhatian masyarakat sekaligus mengajarkan syariat islam pada para penonton yang tidak lain adalah masyarakat asia tenggara. Adapun seni yang dikembangkan dapat berupa syair syair, wayang, atau seni seni lain.

Selanjutnya, para sufi juga ada yang menikah dengan putri putri bangsawan setempat. Hal ini juga menjadikan penyebaran agama Islam di Asia Tenggara dapat berkembang dengan pesat.

Sumber: Cara penyebaran Islam di indonesia (buku paket sejarah kelas x,Redaksi, “Tasawuf, Mutiara Yang Mulai di Ingat Lagi,” Ulumul Qur’an 1, 1989.)

Penyebaran Melalui Kesenian

Penyebaran islam melalui kesenian di indonesia merupakan cara yang paling sulit

Tapi sunan kalijaga menyebarkan menggunakan Seni wayang kulit.

Cerita wayang kulit diambil dari kitab Mahabharata & Ramayana. Perubahan diadakan, tetapi sedikit sekali. Misalnya, perubahan nama-nama tokoh-tokoh pahlawan Islam. Sunan Kalijaga adalah seorang wali yang sangat mahir mempertunjukkan kesenian wayang kulit.

Yang kedua ada Sunan bonang , menyebarkan islam dengan cara memakai alat musik bonang dan membuat beberapa lagu

Sumber: Cara penyebaran Islam di indonesia (buku paket sejarah kelas x,Redaksi, “Tasawuf, Mutiara Yang Mulai di Ingat Lagi,” Ulumul Qur’an 1, 1989.)

Penyebaran Melalui Pendidikan

Proses penyebaran agama Islam melalui pendidikan berupa pendidikan di pondok-pondok pesantren. Para santri yang telah lulus merupakan ujung tombak penyebaran Islam didaerahnya masing-masing.Pondok Pesantren tersebut misalnya Pondok Pesantren yang didirikan Sunan Gresik di Gresik Jawa Timur.Pondok Pesantren yang didirikan Sunan Ampel di Ampeldenta Surabaya.Pondok Pesantren yang didirikan Sunan Giri di Giri Kedaton Gresik.

Sumber: Cara penyebaran Islam di indonesia (buku paket sejarah kelas x,Redaksi, “Tasawuf, Mutiara Yang Mulai di Ingat Lagi,” Ulumul Qur’an 1, 1989.)